Pernah mencampur Bahan Bakar jenis Premium dengan Pertamax?.
Alasan orang main campur Premium (BBM Bersubsidi) dengan Pertamax/Pertamax Plus (BBM Non Subsidi) adalah untuk mengejar nilai oktan. Premiun Oktan 88, dicampur Pertamax Plus Oktan 95, akan menghasilkan nilai oktan 90 s/d 92. Harga lebih irit dibanding dengan Pertamax Plus.Begitu katanya.
Pertanyaannya, bolehkah hal ini dilakukan? Apa dampaknya buat mesin ? Sebelum mencampur, perlu diketahui dahulu perbedaan antara Premium dengan Pertamax
Premium: Bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih (tambahan pewarna dye), dan memiliki nilai oktan atau Research Octane Number (RON) terendah diantara BBM kendaraan bermotor lainnya, Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah banyak
Pertamax: BBM dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di kilang minyak, direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi setelah tahun 1990, terutama yang menggunakan teknologi setara dengan fuel injection (EFI) dan catalytic converters (pengubah analitik), tanpa timbal, mempunyai nilai oktan 92, menggunakan Ethanol sebagai peningkat bilangan oktannya, dan menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibandingkan BBM lain
Pertamax Plus: Seperti halnya Pertamax, Pertamax Plus ada penambahan zar aditif, sudah memenuhi standar performa Internatioanl World Wide Fuel Charter (IWWFC), memiliki kompresi minimal 10,5, serta memiliki teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers, dan catalyctic converters.
Mesin sepeda motor/mobil memerlukan bensin yang sesuai dengan desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Tujuan mesin dibuat dengan perbandingan kompresi tinggi adalah untuk meningkatan efisiensi (irit bahan bakar) dan menurunkan kadar emisi. Semakin tinggi oktan, maka biasanya harganya semakin tinggi.
Tapi belum tentu mengisi bensin beroktan tinggi pada motor kita, akan menghasilkan tenaga yang lebih tinggi juga..
Oktan adalah angka yang menunjukkan berapa besar tekanan maksimum yang bisa diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan. Semakin tinggi angka oktan, semakin lama bensin tersebut terbakar spontan.
Apa efeknya jika mencampur Premium dengan Pertamax secara sembarangan?
Premium itu BBM polos tanpa diapa-apain. Keluar dari kilang dalam bentuk nafta (bahan baku jenis hidrokarbon cair), yang nantinya diolah tergantung pesanan. Jika dipesan untuk dijadikan Premium, barulah diracik menjadi Premium. Ibarat makanan, Nafta diolah dengan bahan-bahan kimia tertentu sesuai tujuan pengolahannya, tanpa micin, bawang, garam, bawang merah bawnag putih. Setelah jadi, ya udah, gitu aja.
Sementara pada Pertamax dan Pertamax Plus, bahan kimia nya berbeda. Ibarat masakan, bumbu-bumbunya berbeda. Pada Petamax ada bahan adiktif pembersih yang tidak ditemui pada Premium.
Sebagai contoh: kalau minum teh, kasih setetes madu, rasanya nggak efek. Ngga ada beda rasa.
Artinya, untuk mengejar nilai oktan, sistem oplos bisa, tapi karena komposisi sudah berubah dari spek, maka zat adiktif yang berfungsi untuk membersihkan mesin jadi tidak bekerja, alias mesin akan tetap kotor.
Kesimpulannya:
Sistem oplos dengan oktan di atasnya halal dan tidak merusak mesin. Hanya saja benefit yang ditawarkan Pertamax/ Pertamax Plus tidak akan didapatkan, yaitu Aditif yang akan membantu meminimize terjadinya kerak dalam mesin.
Lebih baik menggunakan Premium saja daripada mencampur pertamax dan premium dengan porsi premium lebih dari pertamax
Kalau mau melakukan oplos, sebaiknya porsi pertamax lebih dari porsi premium
Yang paling bagus, untuk memperpanjang umur mesin, gunakan BBM sesuai spek mesin
Buat mereka yang sukanya protes dengan kenaikkan harga BBM, mungkin nggak nyadar selama ini dirinya sendiri suka pakai BBM bersubsidi, padahal kendaraan yang digunakan seharusnya menggunakan BBM Non Subsidi.
Apa kendaraan Anda? Sudah sesuai belum BBMnya ? Yang selama ini ternyata ngawur, sudah, nggak usah protes lagi, silahkan pakai Pertamax/Pertamax Plus.
Ini daftar kendaraan dan jenis BBM nya :
YAMAHA Vega-R (9.3:1) Pertamax Vega-ZR (9.3:1) Pertamax Mio (8.8:1) Premium Jupiter (9.0:1) Premium F1ZR (7.1:1) Premium RX-KING (6.9:1) Premium YT 115 (7.2:1) Premium RZR (7:01) Premium Nouvo (8.8:1) Premium Crypton (9.0 : 1) Premium Yamaha Alfa (7.2 : 1) Premium Yamaha RXZ (7.0 : 1) Premium
Jupiter-Z (9.3:1) Pertamax Jupiter MX-135LC (10.9:1) Pertamax Plus Scorpio-Z (9.5:1) Pertamax VIXION (10.4:1) Pertamax/pertamax plus Majesty 125 (11:01) Pertamax Plus Scorpio (9.5:1) Pertamax
SUZUKI Satria FU (10.2:1) Pertamax/pertamax plus Shogun New FL125 Series (9.6 : 1) Pertamax Shogun FD125 X (9,5 : 1) Pertamax Thunder 125 (9.2 : 1) Premium/Pertamax Spin 125 (9.6:1) Pertamax SkyWave 125 (9.6 :1) Pertamax
KAWASAKI Kawasaki Blitz R 53 mm x 50.6mm 111 cc 9.3 : 1 (Pertamax) Kawasaki Athlete 56 mm x 50.6mm 124.6 cc 9.8 : 1 (Pertamax) Kawasaki Ninja 250 62 mm x 41.2mm 2x 250 cc 11.5 : 1 (Pertamax Plus) Kawasaki KLX 250 72 mm x 61,2mm 249cc 11 : 1 (Pertamax Plus) Kawasaki Ninja RR 150 7.2 : 1 (Premium) Kawasaki Kaze 9.3 : 1 (Pertamax)
HONDA Honda GL 100 52 x 49.5mm 105.1 cc 9.2 : 1 (Pertamax) Honda GL Max 56.5 x 49.5mm 124.1 cc 9.2 : 1 (Pertamax) Honda GL Pro 61.0 x 49.5mm 144.7cc 9.2 : 1 (Pertamax) Honda Supra 50.0 x 49.5mm 97.1 cc 8.8 : 1 (Premium) Honda Tiger 63.5 x 62.2 mm 196.9cc 9.0 : 1 (Premium) Honda Megapro 63,5 x 49,5 mm 156.7cc 9.0 : 1 (Premium) Honda CS-1 58 x 47,2 mm 124.7 cc 10.7 : 1 (Pertamax Plus) Honda Supra PGM FI 52,4 x 57,9 mm 124.8cc 9.0 : 1 (Premium) Honda Blade 50 x 55,6 mm 109.1 cc 9.0 : 1 (Premium) Honda Vario 10, 7:1 (Pertamax Plus) Honda CBR 150 R 11:1 ( Pertamax Plus) Honda Beat 125 9.2 : 1 (Pertamax) Honda Scoopy 108 cc 9.2 : 1 (Pertamax) Honda Absolute Revo 110 cc 9 : 1 (Premium)
Mobil : Suzuki Swift 9,5:1 Pertamax Grand Vitara 10,5:1 Pertamax Plus Grand Escudo XL-7 9,5:1 Pertamax Escudo 2.0 9,3:1 Premium/Pertamax Escudo 1.6 9,5:1 Pertamax Baleno 9,5:1 Pertamax Aerio 9,5:1 Pertamax APV 9,0:1 Premium/Pertamax Karimun 8,8:1 Premium Katana 8,8:1 Premium Carry 1.5 8,9:1 Premium Carry 1.0 8,9:1 Premium Carry 1.3 9,0:1 Premium Esteem 1.6 GT 9,5:1 Pertamax Side Kick 8,9:1 Premium SX-4 10,5:1 Pertamax Plus
Honda Jazz I-Dsi 10,4:1 Pertamax/Pertamax Plus Jazz V-Tec 10,1:1 Pertamax/Pertamax Plus City I-DSi 10,5:1 Pertamax/Pertamax Plus City V-Tec 10,1:1 Pertamax/Pertamax Plus Stream 1.7 9,5:1 Pertamax Stream 2.0 9,4:1 Pertamax
Toyota Starlet XL 1.000 cc 9,3:1 Premium/Pertamax Starlet SE 1.3 9,5:1 Pertamax Twin Cam 9,5:1 Pertamax Great Corolla 9,5:1 Pertamax Avanza 11:1 Pertamax Plus Yaris 10,5:1 Pertamax/Pertamax Plus Innova 2.0 9,8:1 Pertamax Innova 2.7 9,7:1 Pertamax Rush 10:1 Pertamax/Plus Alphard 2400 cc 9.8 : 1 Pertamax Alphard 3500 cc 10.8 : 1 Pertamax Plus
Nissan X-Trail 2.0 9,9:1 Pertamax Terano 8,3:1 Premium Livina 1.5L 10,5:1 Pertamax/Pertamax Plus Livina 1.8L 9,9:1 Pertamax Sentra Genesis 9,3:1 Pertamax Cefiro 9,5:1 Pertamax/Pertamax Plus
Daihatsu Xenia EJ (vvti) 11:1 Pertamax Plus Terios 10,0:1 Pertamax/Pertamax Plus Taruna EFI 9,5:1 Pertamax/Pertamax Plus Sirion 10,0:1 Pertamax/Pertamax Plus Ceria 9,5:1 Pertamax
Mitsubishi Eterna DOHC 9,8:1 Pertamax Eterna SOHC 8,5:1 Premium Lancer DOHC 10,5:1 Pertamax Plus
Referensi : majalah MotoDream, Wikipedia, iwanbanaran.com Jonatan Sara
Source : http://www.kompasiana.com/sarajonatan/jangan-sembarangan-mencampur-premium-dengan-pertamax_54f93404a333112b058b483d
Tidak ada komentar:
Posting Komentar